Memilih Menjadi ELANG, bukan EMPRIT

 

Elang digambarkan sebagai burung yang gagah, kuat, tangguh dan perkasa serta berkharisma. Karena itu banyak negara dan organisasi memakai Elang sebagai simbol mereka. Negeri kita Indonesia juga memilih Elang (Garuda) sebagai lambang negara. Sebaliknya, Emprit adalah burung kecil, lemah dan dianggap tidak berarti dan tak ada harganya.

Para pensiunan itu dulu saat masih bekerja adalah elang-elang perkasa bagi kehidupan keluarganya. Mereka menjadi andalan dan tumpuan kelangsungan hidup keluarganya. Dan dimata anggauta keluarga, mereka menjadi panutan, dihormati serta ditaati kata dan permintaannya. Dimata anak-anak, merka adalah sosok orang tua yang berkharisma dan berwibawa.

Sayangnya, data menunjukkan bahwa setelah pensiun 73 % dari para pensiunan itu memilih atau terpaksa menjadi golongan Emprit. Menjadi orang-orang loyo tak berdaya, kusam dan renta. Tidak ada aura wibawa dan kharisma yang dulu dimiliki. Hidup bergantung kepada sanak keluarga dan menjadi sosok yang tidak berarti.

Kenapa hal (menjadi Emprit) itu bisa terjadi?

Kata kuncinya adalah “BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN!”

Ketika para pensiunan itu mulai tidak memberikan manfaat bagi orang lain atau keluarganya maka mulai pudarlah ‘ke-Elang-annya” dimata orang lain yang tampak hanyalah Emprit. Celakanya justru para pensiunan itu sendiri yang sengaja atau tidak malah menonjolkan ke-Emprit-annya.

Seringkali mereka mengatakan dengan nada memelas "maaf, saya pensiunan" atau "Saya tidak bisa, sudah pensiun", atau nada sejenis agar dimaklumi kalau sudah tidak mampu lagi.

Memilih menjadi Elang berarti menetapkan tekad dan semangat untuk berusaha tetap bisa BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN. Tidak akan tinggal diam bermalas-malasan padahal jasmani dan rohani sehat dan berarti umur produktif masih panjang.

Sedangkan memilih menjadi Emprit berarti membiarkan diri terperangkap dalam ketakberdayaan, mempercayai pemikiran lama bahwa pensiun adalah saatnya beristirahat karena sudah uzur dan tidak bisa berbuat produktif lagi. Semua itni karena cara berpikirnya yang salah kaprah bahwa dia tidak biasa berbisnis, tidak punya keahlian atau sudah menjadi tua.

Tekad dan semangat merupakan modal utama untuk menjadi Elang. Tanpa itu tak ada yang bisa dilakukan untuk bisa berhasil. Dengan modal itu segala syarat dan kendala untuk menjadi elang bisa dikuasai. Segala hambatan bida diatasi.

Bagaimana caranya?

Ikuti terus tulisan disini, karena akan dibahas secara rinci dan jelas cara menjadi Elang di masa  pensiun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar